Selasa, 19 Juli 2011

Soeharto ( 08 Juni 1921- 27 Januari 2008 )

Di dusun kemusuk desa argomulyo sedayu bantul Pak Harto dilahirkan putra dari pasangan Soekirah dan Kerto Sudira. Ayah Soeharto yg sehari2 bekerja sebagai petugas irigasi untuk pengairan sawah desa atau ulu-ulu, bertugas membagikan air irigasi kepada para petani desa kemusuk. Karir penting Pak Harto dimulai pada tahun 1967 hidup seorang jendral yang bernama Soeharto. Melalui ketetapan MPRS tahun 1965 Yg diketuai oleh A.H.Nasution segera setelah dilantik menjadi Presiden Soeharto segera membenahi kekacauan politik yg ditinggalkan Presiden Soekarno. Soeharto mengusung era baru, era yg dinamakan Orde Baru. Pertumbuhan ekonomi pun naik pesat, ekonomi yg tadinya negatif segera pertumbuhan ekonomi pun berubah menjadi positif dan di era tahun 80an beliau dijuluki bapak pembangunan. Dengan berpaling kepada tim ekonom didikan barat beliau berupaya membenahi seluruh kekacauan ekonomi, Dalam kutipan pidatonya beliau menyatakan '' Tugas pokok kita adalah tetap melanjutkan pembangunan bangsa 5 tahun mendatang dalam arti luas dengan mampu menampilkan wajah2 demokrasi publik dan demokrasi ekonomi secara selaras dan seimbang''. Beliau di era dekade 80an dijuluki bapak pembangunan yg mampu menciptakan swasembada pangan dan di bidang kesehatan dan pengendalian penduduk melalui program KB dan Transmigrasi program yg dinilai sukses secara internasional ini menjadikan Indonesia menjadi negara percontohan dan menjadikan Indonesia menjadi negara yg disegani dan ditakuti oleh negara-negara asia dan negara-negara di dunia. Namun disisi lain kalangan aktivis menilai bahwasanya beliau adalah sosok yg otoriter dan cenderung anti-demokrasi, Dalam malapetaka 15 Januari 1974 atau Malari masa berdemo dan turun ke jalan menentang masuknya modal asing yg menjadi salah satu pilar asing program pembangunan Soeharto. Memasuki era dekade 80-90an Indonesia berhasil mewujudkan swasembada ekonomi di bawah pemerintahan Orde Baru. Memasuki tahun 1998 para mahasiswa berdemo dan turun ke jalan meminta Soeharto mundur dan berhenti dari jabatan sebagai presiden. Ketika orang-orang kepercayaannya berbalik menjadi melawan dan menentang Presiden pernyataan tersebut juga diungkapkan oleh ketua MPR Harmoko demikian pernyataan Ketua MPR Harmoko '' Demi persatuan dan kesatuan bangsa maka secara arif dan bijaksana sebaiknya presiden mengundurkan diri dari jabatanya''. Selanjutnya Indonesia pun memasuki babak baru yg dinamakan reformasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar